Minggu, 23 Oktober 2011

HUKUM MAJELIS DZIKIR DAN DZIKIR BERSAMA

Allah berfirman :
”Dan sabarkanlah dirimu untuk tetap bersama orang – orang yang berdzikir dan berdoa
kepada Tuhan mereka di pagi hari dan sore hari, semata – mata hanya menginginkan
Ridho Allah dan jangan kau palingkan wajahmu dari mereka karena menghendaki
keduniawian dan jangan taati orang – orang yang kami buat mereka lupa dari mengingat
kami…” (QS. Al Kahfi : 28)
 
Berkata Imam Attabari : “Tenangkan dirimu wahai Muhammad bersama sahabat - sahabatmu
yang duduk berdzikir dan berdoa kepada Allah di pagi hari dan sore hari, mereka dengan
bertasbih, tahmid, tahlil, doa – doa dan amal amal shalih dengan shalat wajib dan lainnya,
yang mereka itu hanya menginginkan ridho Allah swt bukan menginginkan keduniawian”
(Tafsir Imam Attabari Juz 15 hal 234)
 
Tentunya ucapan diatas menyangkal pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud
ayat itu adalah orang yang shalat, karena mustahil pula Allah mengatakan pada Nabi saw untuk sabar duduk dengan orang yang shalat berjamaah, karena shalat adalah fardhu, namun
perintah “duduk bersabar” disini tentunya adalah dalam hal – hal yang mungkin dianggap
remeh oleh sebagian orang.
 
Dari Abdurrahman bin sahl ra, bahwa ayat ini turun sedang Nabi saw sedang di salah
satu rumahnya, maka beliau saw keluar dan menemukan sebuah kelompok yang
sedang berdzikir kepada Allah swt dari kaum dhuafa, maka beliau saw duduk bersama
berkata seraya berkata : Alhamdulillah, yang telah menjadikan pada ummatku yang aku
diperintahkan untuk bersabar dan duduk bersama mereka”, Riwayat Imam Tabrani dan
periwayatnya Shahih (Majmu’ Zawaid Juz 7 hal 21)
 
Sabda Rasulullah saw : “akan tahu nanti dihari kiamat siapakah ahlulkaram (orang
orang mulia)”, maka para sahabat bertanya : siapakah mereka wahai Rasulullah?, Rasul
saw menjawab : ”majelis – majelis dzikir di masjid – masjid” (Shahih Ibn Hibban hadits
No.816)
 
Sabda Rasulullah saw : “sungguh Allah memiliki malaikat yang beredar di muka bumi
mengikuti dan menghadiri majelis – majelis dzikir, bila mereka menemukannya maka
mereka berkumpul dan berdesakan hingga memenuhi antara hadirin hingga langit dunia,
bila majelis selesai maka para malaikat itu berpencar dan kembali ke langit, dan Allah
bertanya pada mereka dan Allah Maha Tahu : “darimana kalian?” mereka menjawab
: kami datang dari hamba - hambaMu, mereka berdoa padamu, bertasbih pada-Mu,
bertahlil pada-Mu, bertahmid pada-Mu, bertakbir pada-Mu, dan meminta kepada-Mu,
Maka Allah bertanya : “Apa yang mereka minta?”, Malaikat berkata : mereka meminta
sorga, Allah berkata : apakah mereka telah melihat sorga-Ku?, Malaikat menjawab :
tidak, Allah berkata : “Bagaimana bila mereka melihatnya”. Malaikat berkata : mereka
meminta perlindungan-Mu, Allah berkata : “mereka meminta perlindungan dari apa?”,
Malaikat berkata : “dari api neraka”, Allah berkata : “apakah mereka telah melihat
neraka-Ku?”, Malaikat menjawab tidak, Allah berkata : Bagaimana kalau mereka melihat
neraka-Ku. Malaikat berkata : mereka beristighfar pada-Mu, Allah berkata : “sudah Kuampuni
mereka, sudah Ku-beri permintaan mereka, dan sudah Ku-lindungi mereka dari
apa – apa yang mereka minta perlindungan darinya, malaikat berkata : “wahai Allah,diantara mereka ada si fulan hamba pendosa, ia hanya lewat lalu ikut duduk bersama
mereka, Allah berkata : baginya pengampunan-Ku, dan mereka (ahlul dzikir) adalah
kaum yang tidak dihinakan siapa – siapa yang duduk bersama mereka” (Shahih Muslim
hadits No.2689),
 
Perhatikan ucapan Allah yang diakhir hadits qudsiy diatas : dan mereka (orang - orang
yang berdzikir berjamaah) adalah “kaum yang tidak dihinakan siapa - siapa yang duduk
bersama mereka”, lalu hadits semakna pada Shahih Bukhari hadits No.6045.
Sabda Rasul saw : ”barangsiapa yang tidak suka dengan sunnahku maka ia bukan dari
golonganku” (Shahih Muslim hadits No.1401, Shahih Bukhari hadits No.4776).

"demikian perkataan yg kucinta Alhabib Munzir Almusawa dalam bukunya kenalilah akidahmu"